hanya kumpulan sepercik pengetahuan dari semesta untuk para pencari realita

Recent Post

Tuesday, November 20, 2012

Spekulasi dan Prediksi

Sebelumnya pada tulisan saya mengenai Filsafat Dalam Kehidupan telah dijelaskan karakteristik dari cara berfikir filsafat yang salah satu poinnya adalah spekulatif.
mungkin sebagian besar dari pembaca bertanya-tanya apa sebenarnya pengertian dari spekulatif itu? dan kita pun kerap mendengar istilah prediktif yang mungkin kitapun tidak tau apa maksud dari prediktif ini dan perbedaannya dengan spekulatif.

sebelum saya paparkan secara konkret, saya akan mencoba memberi sebuah ilustrasi untuk membedakan prediktif dan spekulatif:
  • Ilustrasi-1
    Disaat saya menanyakan sebuah pertanyaan kepada 10 orang kerabat termasuk anda yang sekarang sedang membaca tulisan saya yaitu "siapakah yang akan menang, apabila tim nasional sepak bola Indonesia melawan tim nasional sepak bola Spanyol?" mungkin anda dan 9 kerabat lainnya akan langsung menjawab tim nasional spanyol lah yang akan menang.
  • Ilustrasi-2
    Disaat saya mempunyai dua buah kotak kado sebut saja kado1 dan kado2 yang sama persis mulai dari bentuk, warna, hingga beratnya, dan saya menawarkannya kepada 10 orang kerabat termasuk anda yang sekarang sedang membaca tulisan ini, saya yakin kita akan sulit menebak kira-kira kado mana yang akan dipilih oleh anda dan 9 kerabat lainnya, dan tidak menutup kemungkinan pula anda sebagai pembaca, dengan pembaca lainnya bisa berlainan dalam memilih kado diatas, mungkin  diantara kalian memilih kado1, dan diantara kalian yang lain memilih kado2.
ilustrasi diatas adalah contoh dari masing-masing spekulatif dan prediktif, masalahnya sekarang, yang mana merupakan spekulatif, dan mana yang merupakan prediktif? Bagi mereka yang sering menonton pertandingan olahraga terutama sepak bola mungkin sudah bisa menyimpulkannya, karena dalam pertandingan sepak bola yang dilakukan oleh para komentatornya adalah melakukan prediksi bukan spekulasi. Oleh karena bila kita kembali melihat kepada ilustrasi saya diatas, maka dapat diketahui bahwa ilustrasi atau contoh yang pertama merupakan prediksi, dan contoh atau ilustrasi kedua adalah spekulasi.

Setelah melihat paparan diatas dapatlah kita membuat definisi dari masing-masing prediksi dan spekulasi yang kira-kira sebagai berikut:
Prediksi adalah Cara pengambilan keputusan dengan dasar-dasar pengetahuan tertentu
Spekulasi adalah Cara pengambilan keputusan tanpa adanya dasar-dasar pengetahuan tertentu

-ADP-
Posted on 1:56 PM / 2 comments / Read More

Salahkah Teknologi??

pernahkah anda merasa tidak di hargai saat berbicara dengan kerabat anda, namun sang kerabat itu malah asik memainkan blackberry miliknya? atau pernahkah anda merasa kesal saat ada kerabat atau keluarga anda yang berubah sikap dan sifatnya setelah mengenal yang namanya teknologi? Parahnya lagi, pernahkah anda merasa sakit hati saat arus informasi di sebuah lingkungan formal seperti lingkungan kerja atau lingkungan sekolah dan kampus hanya berputar pada pemilik teknologi tertentu seperti BBM?

yang saya paparkan diatas hanya sebagian kecil dari permasalahan yang ditimbulkan oleh sebuah era dimana teknologi sangat berkembang yang mungkin pernah kawan-kawan alami, namun begitu, apakah memang benar sebab semua permasalahan ini adalah karena teknologi??
Menurut saya  tidak, karena motif dari diciptakan teknologi adalah untuk membantu pekerjaan manusia dan bukan untuk membuat masalah bagi manusia. Menurut prof ahmad tafsir dalam bukunya filsafat ilmu, dijelaskan bahwa pada hakikatnya hasil dari ilmu manusia seperti alat elektronik, teknologi, dll adalah bebas nilai, yang artinya sebuah hasil ilmu itu bermanfaat atau tidak tergantung dari manusia yang memanfaatkannya itu. sebagai contoh saat kita melihat hasil ilmu yang berupa pisau, apabila pisau itu digunakan untuk memasak, dan membantu pekerjaan rumah maka pisau itu dapat dikatakan bermanfaat bagi manusia, namun saat pisau itu digunakan untuk mengancam bahkan membunuh seseorang maka pisau itu dapat dikatakan memberikan dampak yang tidak baik bagi manusia, namun saya tekankan lagi bahwa pada hakikatnya pisau itu adalah bebas nilai.

Bila kembali ke permasalahan teknologi yang juga merupakan hasil dari pemikiran manusia dari ilmu ilmu yang ada, maka dapat dilihat bahwa kesalahan mendasar mengapa teknologi terkesan memberi dampak negatif pada kehidupan manusia adalah karena manusia sendirilah yang mengarahkannya untuk itu, manusia sendirilah yang mungkin tanpa disadarinya membuat teknologi itu berdampak negatif, yang akhirnya karena manusia terlalu sombong untuk mengakui semua itu yang terjadi adalah teknologi di kambing hitamkan sebagai sumber masalah.
jadi mari kita bersama-sama introspeksi diri, apakah kita sudah arif dan bijak dalam memakai teknologi? apakah kita sudah mengetahui untuk apa kita memakai sebuah teknologi sebelum memutuskan untuk memakainya? apakah kita sudah  memperhitungkan dampak positif dan negatif dari pemakaian sebuah teknologi? barulah kita menilai, sebenarnya siapa yang salah, teknologi atau kah kita yang memanfaatkan teknologi?

-ADP-
Posted on 1:15 PM / 0 comments / Read More

Followers

About Me

My Photo
Holistik Komperhensif || Idealist-Rasionalist || Personal Emotional ||
 
Copyright © 2012. Kata dan Cerita . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map